Ternyata, Lebih Banyak Stok Rumah Bersubsidi Ketimbang Permintaannya

Editor : team redaksi
Terbit : 17/09/2020

RumahCom – Ketersediaan suplai rumah bersubsidi yang dibangun pengembang yang terpampang di sistem PPDPP jumlahnya lebih banyak dibandingkan masyarakat yang mengakses. Dibutuhkan peran perbankan untuk bisa menarik calon debitur sehingga supply-demand rumah bersubsidi lebih pas.

Lembaga penyalur KPR bersubsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengembangkan berbagai aplikasi teknologi untuk kemudahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengakses perumahan.

RumahCom – Ketersediaan suplai rumah bersubsidi yang dibangun pengembang yang terpampang di sistem PPDPP jumlahnya lebih banyak dibandingkan masyarakat yang mengakses. Dibutuhkan peran perbankan untuk bisa menarik calon debitur sehingga supply-demand rumah bersubsidi lebih pas.

Lembaga penyalur KPR bersubsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengembangkan berbagai aplikasi teknologi untuk kemudahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengakses perumahan.

PPDPP telah mengembangkan Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep) untuk masyarakat mendaftar maupun melihat perumahan dan Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang) untuk kalangan pengembang menampilkan listing produk perumahannya.

Menurut Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin, berdasarkan data management control PPDPP, saat ini angka ketersediaan (suplai) rumah yang terpampang dalam sistem PPDPP angkanya lebih tinggi dibandingkan kebutuhan atau permintaan (demand) dari masyarakat yang mengaksesnya.

“Ini memperlihatkan para pengembang telah cukup aktif melaporkan data perumahannya kepada PPDPP melalui aplikasi SiKumbang. Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui aplikasi SiKasep sehingga masih ada gap antara suplai dan demand yang membuat angka demand malah lebih besar,” ujarnya.

Karena itu, Arief berharap kalangan perbankan bisa lebih aktif untuk menjaring masyarakat mendaftar melalui aplikasi SiKasep. Misalnya dengan layanan customer service dalam bentuk desktop yang juga telah dikembangkan oleh PPDPP untuk percepatan layanan penyaluran program KPR bersubsidi.

Saat ini hampir di seluruh provinsi ketersediaan hunian lebih banyak dari permintaan. Dibutuhkan strategi bank pelaksana sehingga bisa menekan demand dan menyeimbangkan dengan permintaannya. Lewat management control PPDPP, keaktifan bank pelaksana untuk menarik nasabah menjadi debitur nantinya bisa menentukan jumlah kuota anggaran KPR FLPP yang bisa diterima.

Terlebih tahun 2021 mendatang anggaran FLPP akan ditingkatkan menjadi lebih dari Rp16 triliun untuk membiayai 157.500 unit rumah subsidi. Keaktifan bank menjaring maupun dipilih oleh debitur akan menjadi pertimbangan PPDPP untuk memberikan jumlah kuota anggaran KPR FLPP.

“Tingginya target penyalurann FLPP tahun 2021 tentunya menjadi tantangan sehingga PPDPP dan bank pelaksana harus lebih bersinergi mempersiapkan penyaluran dana program FLPP ini. Sistem maupun aplikasi yang kita bangun ini merupakan meeting point antara pemerintah, bank pelaksana, maupun pengembang dan menjadi sebuah tanggung jawab kita bersama dalam melayani MBR mendapatkan rumah pertamanya,” pungkas Arief.

Artikel ini telah tayang di https://www.rumah.com dengan judul "Ternyata, Lebih Banyak Stok Rumah Bersubsidi Ketimbang Permintaannya", Klik untuk baca: https://www.rumah.com/berita-properti/2020/9/192362/ternyata-lebih-banyak-stok-rumah-bersubsidi-ketimbang-permintaannya
Penulis : Tim, Rumah.com