
Investasi Properti 2025 Masih Menguntungkan?
01 August 2025 15:35Di tengah dinamika ekonomi global dan lokal yang terus berubah, pertanyaan tentang "Apakah investasi properti masih menguntungkan di tahun 2025?" kerap muncul. Keraguan ini wajar, terutama saat melihat instrumen investasi lain yang menawarkan keuntungan cepat.
Namun, jika kita melihat lebih dalam pada fundamentalnya, investasi properti tetap menawarkan fondasi yang kokoh dan peluang keuntungan solid untuk jangka panjang. Ini bukan sekadar membeli aset, tetapi membangun kekayaan secara bertahap dan aman.
Berikut adalah 7 alasan fundamental mengapa investasi properti masih sangat menguntungkan di tahun 2025.
1. Kebutuhan Dasar yang Terus Meningkat
Ilustrasi Penjualan Rumah (pinterest.com)
Prinsip ekonomi paling dasar adalah permintaan dan penawaran. Properti terkhusus hunian adalah salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia (papan).
Setiap tahun, populasi terus bertambah, keluarga-keluarga baru terbentuk, dan urbanisasi mendorong orang pindah ke kota-kota besar seperti Surabaya. Ini menciptakan permintaan yang konstan dan terus meningkat akan tempat tinggal, baik sewa maupun beli. Selama ada kebutuhan ini, nilai properti memiliki dasar yang kuat untuk terus naik.
2. Aset Berwujud yang Aman dari Inflasi
Tidak seperti saham atau aset digital yang tak berwujud, properti adalah aset fisik yang bisa Anda lihat dan sentuh. Keberadaannya yang nyata memberikan rasa aman.
Lebih penting lagi, properti adalah salah satu "pelindung" terbaik terhadap inflasi. Ketika biaya hidup dan harga barang naik (inflasi), harga sewa dan nilai jual properti cenderung ikut terkerek naik. Uang Anda tidak tergerus, melainkan tumbuh bersama laju inflasi.
3. Dua Sumber Keuntungan: Capital Gain & Passive Income
Investasi properti menawarkan dua "keran" keuntungan yang bisa berjalan bersamaan, sesuatu yang jarang dimiliki instrumen lain.
- Capital Gain (Kenaikan Nilai Aset): Ini adalah keuntungan yang Anda dapatkan dari selisih harga beli dan harga jual di masa depan. Dengan memilih lokasi yang strategis, kenaikan nilai properti dalam 5-10 tahun bisa sangat signifikan.
- Passive Income (Pendapatan Sewa): Sambil menunggu nilai aset naik, Anda bisa menyewakan properti tersebut untuk mendapatkan pemasukan bulanan atau tahunan. Pendapatan sewa ini bisa digunakan untuk membayar cicilan KPR, biaya perawatan, dan bahkan menjadi sumber keuntungan bersih.
4. Pembangunan Infrastruktur Masif Mendorong Nilai Jual
Pemerintah Indonesia terus menggenjot pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jalur kereta, dan transportasi publik. Setiap ada infrastruktur baru yang dibangun, aksesibilitas ke suatu area menjadi lebih mudah. Area yang tadinya dianggap "jauh" mendadak menjadi strategis.
Contoh nyata di sekitar Surabaya adalah bagaimana pembangunan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) secara drastis menaikkan nilai properti di kawasan Gresik Selatan, seperti Driyorejo dan Menganti. Membeli properti di area yang sedang berkembang infrastrukturnya adalah strategi cerdas untuk mendapatkan capital gain maksimal.
5. Efek Pengungkit (Leverage) dari Pembiayaan Bank (KPR)
Untuk membeli rumah seharga Rp 1 Miliar Anda tidak perlu memiliki uang dengan nominal tersebut. Sebab, dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Anda bisa menguasai aset tersebut hanya dengan uang muka (DP) sekitar 10%-20%. Ini disebut efek pengungkit atau leverage.
Jika harga rumah tersebut naik 10% menjadi Rp 1,1 Miliar, keuntungan Rp 100 juta yang Anda dapatkan sebenarnya dihitung dari modal awal Anda. Ini memperbesar potensi keuntungan Anda secara eksponensial.
6. Stabilitas dan Kontrol Penuh Atas Investasi
Pasar properti cenderung bergerak lebih lambat dan tidak sevolatil pasar saham atau kripto. Ini memberikan stabilitas yang lebih baik untuk portofolio jangka panjang. Selain itu, sebagai pemilik, Anda memiliki kontrol penuh atas aset Anda. Anda bisa memutuskan kapan akan merenovasi untuk menaikkan nilai, kapan akan menyewakan, kepada siapa Anda sewakan, dan kapan waktu terbaik untuk menjualnya.
7. Potensi Insentif dan Kemudahan dari Pemerintah
Pemerintah seringkali meluncurkan program untuk menstimulasi sektor properti yang merupakan salah satu penggerak ekonomi. Insentif seperti kemudahan KPR bagi pembeli rumah pertama bisa menjadi katalis yang membuat investasi properti menjadi lebih menarik dan mudah di waktu-waktu tertentu.
Risiko yang Perlu Diwaspadai
Tentu, tidak ada investasi tanpa risiko. Dalam properti, beberapa hal yang perlu diwaspadai adalah:
- Likuiditas Rendah: Menjual properti membutuhkan waktu, tidak secepat menjual saham.
- Biaya Perawatan: Ada biaya rutin untuk perawatan dan perbaikan.
- Risiko Penyewa: Potensi kerusakan properti atau tunggakan sewa jika tidak selektif memilih penyewa.
- Perubahan Suku Bunga: Kenaikan suku bunga KPR dapat mempengaruhi cicilan bulanan.
Jadi, mengapa investasi properti masih menguntungkan di 2025? Jawabannya terletak pada fundamentalnya yang kuat. Ini bukan tentang keuntungan instan, melainkan strategi membangun kekayaan jangka panjang yang terbukti tangguh melawan inflasi, didukung oleh permintaan yang nyata, dan diperkuat oleh pembangunan infrastruktur.
Langkah terpenting adalah bukan hanya memutuskan untuk berinvestasi, tetapi memilih properti yang tepat di lokasi yang strategis.
Baca Juga: 6 Keuntungan Investasi Properti yang Wajib Diketahui
Siap Mengubah Pengetahuan Menjadi Aset?
Aplikasi PropNex+
Untuk memahami secara sepenuhnya tentang investasi properti, Anda memerlukan panduan dari para ahli. Tim konsultan properti di PropNex Indonesia memiliki data dan pemahaman mendalam tentang area-area potensial di Surabaya dan sekitarnya.
Kami siap membantu Anda menganalisis, memilih, dan mengakuisisi properti yang tidak hanya menjadi hunian nyaman, tetapi juga aset investasi yang terus bertumbuh.