Ada guyuran stimulus, permintaan KPR kian menggemuk

Editor : team redaksi
Terbit : 27/05/2021

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Stimulus yang diberikan pemerintah mulai dari pelonggaran loan to value (LTV) dan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) KPR turut menjadi pendorong permintaan ini. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, menerima semakin banyak permintaan KPR hingga Mei setelah sepanjang kuartal I 2021 sudah membukukan pertumbuhan penyaluran KPR baru. Penyaluran KPR perseroan di tiga bulan pertama ditopang oleh pameran BCA Expoversary Online yang digelar pada bulan Februari yang mendapat respon baik dari masyarakat.

EVP Consumer Loan BCA Felicia Mathelda Simon mengatakan, permintaan KPR pada bulan Februari meningkat tiga kali lipat dari bulan Februari. Permintaan juga berlanjut pada April- Mei meskipun pameran online tersebut sudah selesai.  Terjadi peningkatan permintaan 2,5 kali dibandingkan Januari 2021. 

"Stimulus PPN ditanggung pemerintah (DTP) telah mendorong penjualan properti ready stock. Para pengembang juga berupaya untuk menyelesaikan pembangunan rumah agar dapat diserahterimakan segera sehingga konsumen bisa menikmati PPn DTP," kata Felicia pada Kontan.co.id, Sabtu (22/5).

Penghapusan PPN berlaku untuk harga rumah hingga Rp 2 miliar yang harus serah terima paling lambat Agustus 2021.  Sementara untuk harga Rp 2 miliar- Rp 5 miliar diberikan diskon PPN sebesar 50%. 

Selain insentif pajak itu, lanjut Felicia, penurunan bunga acuan serta  pelonggaran LTV dan termin pencairan developer juga semakin mendorong transaksi properti dan KPR. Saat ini, BCA menawarkan program bunga KPR mulai 3,88% fixed satu tahun. 

Untuk memacu KPR pada paruh kedua tahun ini, BCA sedang menyiapkan program yang menarik untuk diluncurkan.  "Melalui kolaborasi  dengan banyak developer dan agent property di berbagai kota, kami akan menghadirkan berbagai penawaran yang menarik dan benefit khusus," kata Felicia.

Meskipun permintaan sudah meningkat, namun outstanding KPR BCA pada kuartal I masih turun sebesar 3,4% YoY menjadi Rp 89,4 triliun. Penurunan terjadi karena meningkatnya pembayaran atau pelunasan kredit.

PT Bank CIMB Niaga Tbk juga terus mencatatkan peningkatan permintaan KPR. Sepanjang empat bulan pertama tahun ini, perseroan sudah melakukan pencairan KPR sebesar Rp 2,8 triliun. Alhasil, outstanding KPR bank ini hingga April tumbuh 6% secara YoY menjadi sekitar Rp 36,65 triliun. 

Heintje Mogi, Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga mengatakan, stimulus yang diberikan pemerintah sudah memberi dampak dalam mendorong pembelian rumah ditambah dengan vaksinasi yang sudah berjalan baik yang mendorong masyarakat mulai berani membelanjakan tabungannya. 

Meski begitu dampak dari insentif PPN dinilai belum begitu signifikan karena baru berjalan efektif pada bulan April. "Kalau awal, pengembangan masih dalam proses persiapan-persiapan. sehingga dampaknya besarnya saya rasa akan terjadi di bulan Juni sampai Agustus," kata Heintje. 

Sampai akhir tahun, CIMB Niaga optimis ounstanding KPR perseroan bisa tumbuh sebesar 7,5% YoY. Berbagai program terus dilakukan bank ini untuk mendorong penyaluran KPR. Saat ini, perseroan menawarkan beragam program bunga promo mulai dari KPR extra pasti dengan bunga fixed 10 tahun 9,5% dan fixed 15 tahun 12%.

Lalu, ada program primary dengan bunga fixed 3 tahun 5%, fixed 5 tahun 6% dan fixed 6 tahun 6,6%. Program secondary menawarkan bunga fixed 3 tahun 5%, fixed 5 tahun 6% dan fixed 6 tahun 7,6%. Adapula program bunga untuk take over KPR.

Program bunga promo ditawarkan CIMB ini berlaku hingga Juni 2021 dan bakal diperpanjang jika memang permintaannya besar. Pada paruh kedua mendatang, CIMB juga telah menyiapkan beberapa strategi baru dalam memacu penyaluran KPR.

"Kami akan me-lauching plaform digital untuk member club yang akan dinamakan Octo Friend. Ini sistem digital untuk untuk masyarakat yang mereferralkan calon nasabah KPR CIMB," Jelas Heintje. 

Sementara Teddy Wishadi GM Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI memperkirakan kredit konsumer di kuartal I akan meningkat dari kuartal I, termasuk  KPR di dalamnya. 

Namun, diperkirakan masih akan tumbuh single digit karena perseroan juga selektif dalam melakukan ekspansi di tengah pandemi yang masih belum  berakhir. Per kuartal I 2021, KPR BNI tercatat tumbuh positif dengan outstanding mencapai Rp 46,58 triliun atau naik 4,3% YoY

Senin, 24 Mei 2021 | 09:45 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk.